Info Seputar Sukabumi

Tampilkan postingan dengan label Drama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Drama. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 September 2017

SERU & NGAGETIN 🎈

Derry adalah sebuah kota kecil yang misterius. Di sana, tiba-tiba saja terjadi kehilangan beberapa orang anak. Salah satunya adalah Georgie, adiknya Bill. Bill yang tidak bisa menerima kenyataan tentang adiknya tersebut, dan tetap bersikukuh untuk mencari keberadaannya. Akhirnya bersama dengan teman-temannya, Bill menemukan dalang dari peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi di kotanya.

Penasaran banget, sumpah! Karena saya ngikutin juga series lawasnya dulu. Yang tidak bisa dipungkiri bahwa series-nya berhasil membuat anak-anak kecil (pada zamannya) takut terhadap badut πŸ™ˆ Hahaha Sesuai dengan kedatangan si "it" ini, 27 tahun kemudian dari series lawasnya dulu, dibuatlah remake-nya. Mantep! (Kebetulan? Atau emang sudah sangat diperhitungkan πŸ‘).

Jujur awalnya, saya takut malah jadi ngebanding-bandingin (my bad) sama series terdahulunya dan khawatir yang baru ini tidak sebagus aslinya. Seperti biasa, saya selalu salah (Dasar cowo!) πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚Ternyata kekhawatiran saya tidak terjadi. Hahaha

It baru ini tetap menyuguhkan kengerian akan si badut Pennywise. Dengan tambahan scene-scene baru yang berhasil membuat jump scared juga (tanpa menghilangkan scene-scene memorable sebelumnya). 

Untuk Geng Loser sendiri saya cukup terkesan, penokohannya dapet semua. Unik-uniknya dapet percis kaya sebelumnya. Cuman yang jadi si Richie (Mike di Stranger Things) kurang bebal di sini (kayaknya saya masih terpengaruh karakter si Mike da πŸ˜‚). Terus Bev-nya asa ketuaan. Tapi tetep cantik kaya kecilnya Amy Adams.  Mhehe Pokonya, Geng Loser ini tetap unik, kompak, seru, mengingatkan kita tentang friendship di masa kecil seperti di film Stand by Me atau series Stranger Things. Yang paling saya suka dari anggota Geng Loser ini adalah Eddie, riweuhna dapet banget anjirr πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Yang perlu diacungi jempol juga adalah Bill SkargΓ₯rd yang berhasil memerankan Pennywise dengan baik. Ngerinya dapet, ketawanya juga manteplah~ (Padahal doi dari klan superior SkargΓ₯rd loh) Bhahahak Oh iya, yang jadi Georgie juga imut banget, lucu. *You'll float too~🎈😭

Kemaren temen nonton saya juga lumayan ketakutan, katanya sih bikin kaget. Terus mas-mas di samping saya juga baru adegan pertama munculnya si badut Pennywise udah bilang Anjii-baby *berkata kasar* dan sepanjang film misuh-misuh kaget. (Sementara saya hanya terdiam, mencoba tetep fokus dan pengen  ketawa jadinya, dasar lu wan!) Mantap, berarti berhasil membuat parno para penonton juga. Ini film menceritakan tentang anak-anak tapi tidak cocok juga ditonton anak-anak (karena rating penontonnya pun untuk dewasa dan ada adegan gore-nya). Film ini ampuh banget ngebangkitin memori tentang teman-teman masa kecil dan flash back lagi series pertamanya namun dengan sedikit improviasi baru. Recommend!

Tips : untuk yang sudah menonton series-nya cobalah untuk tidak membandingkannya (yang baca bukunya juga mungkin sama yah), just enjoy the show~ Nonton tanpa ekspektasi berlebihan itu jauh lebih asik (IMHO)


Minggu, 27 Agustus 2017

CERDIK, IKUT DEG-DEGAN

Lynn adalah seorang siswi pintar dan berprestasi. Di sekolah barunya, Lynn tanpa sengaja berkenalan dengan Grace, seorang siswi cantik namun kurang pintar. Awalnya Lynn yang hanya berniat membantu Grace saja, malah mendapatkan sebuah "bisnis" baru, yaitu jadi "sumber contekan". Sampai pada akhirnya, Lynn mendapatkan tugas menjadi "agen" di ujian STIC (SAT) untuk teman-temannya.

Gilaaaaa, keren banget! Gak nyangka film dari Thailand kok bisa sebagus ini (biasanya pan horror atau com-rom aja). Salut, salut~ Alur ceritanya pun unik, gak bikin monotonlah. Cerita yang ringan tapi dikemas secara detail dan serius.

Tema yang diusung pun memang tidak asing lagi dengan kehidupan sehari-hari, sekolah dan mencontek *eh. Gak nyangka, film tentang kecurangan (jangan dicontoh ya) bisa juga dibuat menjadi tegang dan "berteknik". Film yang didasarkan pada kejadian nyata ini bisa dibikin versi Indo -nya gak yah? Soalnya kan gak jauh beda di sini juga *eh πŸ™ŠπŸ™ˆ

Yang bikin saya salut sih sutradaranya, bisa bikin film tema remaja yang ringan tapi berasa nonton series Sherlock atau tokoh-tokoh jenius lainnya. Selain itu, suka banget sama yang meranin Lynn. Aktingnya bagus dan meyakinkan sekali. Jenius!

Tanpa terasa 2 jam lebih sudah berlalu. Tiap scene-scenenya membuat kita penasaran dan menerka-nerka bagaimana cara si tokoh dalam mengatasi masalahnya. Faktor ketegangannya pun terasa (deg-degan juga anjirrr, nonton di Bioskop biar lebih puas). Walaupun ada beberapa bagian yang sedikit miss, seperti ketidakketatannya prosedur pengaman pada ujian STIC (SAT) tapi semua itu termaafkan kok. Karena penggambaran tokoh yang kuat (terutama Lynn & Bank) dan "teknik" mencontek yang digunakan pun sungguh di luar dugaan. Mantep!

Sekian yang bisa saya diceritakan (bisi ke mana-mana tar). Bener-bener, film dari Asia yang berkualiatas. Gak sayang uangnya~ Recomended buat yang suka genre Crime gitu lah. Selamat menonton!



Kamis, 10 Agustus 2017

Sudah terpendingkan menonton film ini dari bulan kemaren πŸ˜‚ Padahal, ini salah satu film yang saya tunggu-tunggu (soalnya prekuelnya saya suka) Mhehe

CGI MANTAP, TEGANG + HARU

Ceasar kembali memimpin pasukan keranya. Sekarang ini, Ceasar berhadapan dengan kolenel "gila" yang bertanggung jawab atas kehilangan puteranya.

Jujur, kemaren sempet ketiduran (padahal ada temen nontonnya, lemah kamu wan! πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚), bukan karena filmnya yang mbosenin kok. Emang kondisi saya nya aja kemaren lagi gak fit, kecapean sih kayaknya (abis sing and run-an πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚). Secara garis besar, film Apes bagus!

Yang paling takjub sih CGI-nya, rapih banget. Beneran, itu keranya kaya asli. Mungkin awalnya rada monoton dikit karena banyak dialogue-nya (aa-uu-aa-uu, kemudian pake bahasa isyarat). Tapi masih bisa dinikmati kok.

Berbeda dari cerita sebelumnya (Dawn of the Planet of the Apes), film ini saya rasa pesan haru dan hubungan emosional antara kera dan manusia lebih kental (kaya sekuel pertamanya, Rise of the Planet of the Apes). Untuk gelutnya sih saya malah lebih suka di Dawn daripada di War ini. Mhehe

Penyelamat film ini adalah Bad Ape, sumpah bikin ngakak πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚. Selain itu, fakta di balik "sakit" dan punahnya manusia pun ternyata cukup mengagetkan. Bagus-bagus 

Yang terbaik pada film ini adalah alurnya. Makin ke ending makin klimaks. Gak dibikin kendor. Keren! Jangan sampe kaya saya yah, yang baru nonton film kera keren ini~

Sabtu, 22 Juli 2017

Film ini emang yang paling saya tunggu-tunggu di tahun 2017. Filmnya Nolan, Hail King Nolan! Bingung, mau bahas mulai dari mana dulu yah. Karena kemaren nonton sangat menikmati, tau-tau udh beres aja. Hahaha

MASTERPIECE, LEMBUT NAMUN TEGANG

Pasukan gabungan sekutu Inggris-Perancis-Belgia berhasil didesak oleh pasukan Jerman. Mereka akhirnya terjebak di pantai Dunkirk dan mereka harus menunggu proses evakuasi.

Awalnya yang membuat saya bertanya2 akan film ini adalah : Gak salah nih film perang tapi kok rating penontonnya PG-13? Emang bisa yah? Terus durasinya kok gak nyampe 2 jam. Saya pikir durasi bakalan kaya film sebelumnya, Interstellar. Emang apa aja yang bisa diceritain yah?

Akhirnya, terjawab sudah semua rasa penasaran saya. Memang di film ini tidak ada scene gore-nya (aman, bener2 aman untuk remaja/pitik pun). Bisa dikatakan korban perangnya pun "bersih"lah ya. Terus, malah saya rasa durasinya pun sangat pas, malah kalo dipanjangin bisa jadi bertele-tele (soalnya gak ada pengenalan karakter sebelumny bahkan background storynya pun tidak diceritakan secara detail). Tapi tenang kok, semua itu tidak membuat film ini menjadi biasa aja. Tetep rasanya seperti menonton film perang namun sedikit "berbeda".

RMengapa saya katakan berbeda, karena film ini sangat lembut tapi menegangkan (gimana sih? Penasaran pan? Hahaha). Jangan harapkan ada adegan gore nan keji, potongan tubuh korban berceceran seperti pada film-film perang pada umumnya. Malahan yang membuat tegangnya adalah scoring-nya, anjirrrlah ngeri sumpah mencabik-cabik jiwa bikin deg-degan 😨. Dan ternyata, composer-nya itu Hans Zimmer (gak kagetlah, emang jempolan ybs mah).

Walaupun gak sadis tapi selama film berlangsung sungguh sangat menegangkan. Gak dibikin kendor anjirr dari awal film. Tegang terus, mantap! Scoring-nya duh gila! Hail, Hans Zimmer! πŸ‘πŸ‘πŸ‘

Oh iya, saya rasa pemilihan cast-nya pun mantap. Semua punya kontribusinya. Yang paling saya tunggu sih kehadiran Tom Hardy sama Harry Styles. Kalo Tom Hardy mah jangan ditanya lagi actingnya (dan dia tuh salah satu aktor langganan Nolan yah πŸ˜‚). Sya penasaran juga sama acting-nya Harry Styles. Yang katanya Director-nya sendiri pun kagak tau itu teh siapa? Bhahahak Setelah menonton, saya rasa actingnya cukup baiklah untuk debutnya di dunia film dan gak  cuman jadi sebatas figuran doang (walaupun gak terlalu banyak scene dan bukan jadi karakter utama sih).

Namun ada beberapa yang masih jadi unek-unek saya (maafkan, saya juga Nolanista kok). Kalo dari segi ceritanya again kurang kompleks seperti film Nolan lainnya. Asa bukan Nolan banget (ya, saya salah seharusnya tidak usah membanding-bandingkan dengan karya sebelumnya. Karena emang pasti berbeda. Namun, dikarenakan Nolan sudah punya track record dan ciri khas yang baik pasti ekspektasi penonton pun sangat tinggi). Saya mengerti, karena ini diangkat dari kisah nyata pasti akan kesulitan mereka-reka plotnya juga, untuk ukuran film perang sangat "bersih" juga sih 😭 (Padahal udah dijelasin ini mah bakalan beda, tetep aja. Inget ini ratingnya PG-13, wan). Tapi kelebihannya, jadi bisa ditonton oleh range umur lebih luas, amanlah ya. Dan endingnya pun sedikit (sedikit saja) anti-klimaks (maafkan, mungkin saya yang terbisa dengan twist-twist ala Nolan yang mencengangkan sekali). Ya kan, itu ceritanya nyata. Lagian kebanyakan orang juga udah tau juga, wan. Maafkan, itu semua cuman opinion ala kadarnya dari saya. Namun semuanya itu tetep tertutupi oleh apiknya arahan Nolan kok.

Terbukti, jeniusnya Nolan masih terasa di film ini. Ada timeline yang perlu diperhatikan. Detailnya bener-bener dah Nolan ini πŸ‘πŸ‘πŸ‘ Ada beberapa scene yang maju-mundur-maju-mundur (tapi tidak seruwet Memento kok, masih "normal"). Jadi mohon diperhatikan baik-baik, ya penonton. Selain itu, Scoring, Sound Effect, Sinematografinya pun juara banget! Suka! Emang kudu nonton di Bioskop sih, apalagi di Bioskop IMAX (Nolan kan sudah susah payah pake kamera film khusus buat IMAX ini) dan testimony dari teman-teman yang sudah menonton IMAX (grup sebelah), luar biasa semua. Mantap!

Sekali lagi, sungguh-sungguh ini film layak banget ditonton. Bagus banget! Selamat menonton, selamat deg-degan ya 😨 
Minimal film ini kudu jadi nominee lah di kategori Sound Editing atau Sound Mixing Oscars tahun depan. Awas aja kalo sampe gak masuk nominee, saya sebagai Nolanista siap melakukan aksi boikot Oscars! Bhahahak

SLASH...ARGRRH...SLASH...GEDEBRUK

Maira (Luna Maya) dan Aldo (Herjunot Ali) adalah sepasang suami isteri yang hidup bahagia. Kebahagian mereka semakin bertambah ketika hadirnya anak mereka, Kayla. Kayla ini memiliki boneka kesayangan bernama Sabrina. Suatu Hari, terjadilah kecelakaan yang mengakibatkan Kayla meninggal. Apakah ada hubungannya Boneka Sabrina dengan Kayla?

Jujur, sebenernya saya penasaran dengan film ini karena sodara saya yang ngajak nonton dan emang The Doll yang pertama juga saya lumayan suka, sadis & gore. Hihihi Berbeda aja dari horror-horror Indonesia lainnya.

Benar saja, ketika saya nonton lumayan cukup terpuaskan walau tetap aja ada bagian yang miss (kadang efek atau property yang digunakan pun terlihat boongannya, tapi harus diapresiasi sih usahanya). Kerenlah

Yang saya ngeuh juga ini film tuh rating penontonnya untuk dewasa (17 tahun keatas). Saya tau, bukan karena ada adegan dewasanya tapi film ini emang sadis dan gore (Dunkirk mah kalah gore, Wan!!! πŸ˜‚). Tapi tetep saja, kemaren masih banyak toh pitik-pitik yang nonton πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Yah, semoga aja bisa nangkap dengan bijaklah. Semoga~

Tadi saya bilang ada beberapa hal yang kurang, iya kadang effect sama property yang digunakan keliatan boongnya. Tapi yaudahlah, selama film masih tetep kebawa tegang kok dan hal bisa diabaikan. Oh iya, make up jurignya juga baguslah,  lumayan. Dari segi ceritanya pun bagus. Awalnya saya kira bakalan niru plekketiplek Insidious, ternyata saya salah. Maafkeun πŸ™ Bagus, ceritanya juga ada twist-nya ternyata, walau dikemasnya belum terlalu rapi tapi okehlah.

Selain itu scene jumpscare-nya pun lumayan banyak. (Teteh-teteh yang sebelahan nonton sama sodara saya sampe beberapa kali refleks ngangkat kakinya refleks aking kagetnya, penonton pun banyak yang jerit kok). Mantap! Kalo yang mengharapkan jurig-jurigan narsis kayaknya ini kurang cocok, malah lebih ke thriller-slasher. Hihihi Ngeri~

Yang perlu diacungi jempol juga actingnya Luna Maya, saya suka. Bagus juga ternyata Mbak Luna main film horror. Yang paling favorite sih scene pembukaannya, apaan anjirrr udh serem gore banget. Sungguh pembuka yang menaikan tensi! Suka! (malahan scene ini paling ngeri kata saya mah). Jadi, silahkan nonton dan ketemu Sabrina mumpung masih tayang

Jumat, 19 Mei 2017

Penasaran banget dengan film ini, karena banyak dapet review positif. Selain itu, banyak mendapatkan nominasi dan penghargaan pula. Salah satunya Film Terbaik Pilihan Juri di ajang ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017.

HARU & DALAM MAKNA

Mbah Sri (Ponco Sutiyem) nekat mencari kuburan suaminya yang hilang ketika Agresi Militer Belanda II. Tanpa sepengetahuan cucunya, Mbah Sri pergi sendirian untuk mencari kuburan tersebut. Bagaimana akhir dari kisah Mbah Sri? Berhasilkah ia menemukan lokasi pemakaman suaminya tersebut?

Sumpah, nonton film ini dengan ekspektasi yang biasa-biasa aja (biar gak nyesel gitu). Bhahahak Tapi begitu beres nonton, *DHEG*. Gila suka banget, endingnya itu loh! Terbaik 😭 Tidak salah kalo banyak orang yang suka dan merekomendasikan film ini. Dan emang layak menang di ajang AIFFA 2017. Salut~

Cinematography-nya lumayan bagus loh, scoringnya mantap pula. Musiknya sangat mendukung, kerasa kesan kedaerahan dan misteriusnya. Keren! Selain itu, acting para cast-nya natural semua (katanya logat Jawanya pun bener, kata orang-orang juga itu sih. Maklum saya orang Sunda jadi gak terlalu mudeng). Bhahahahk Yang patut diacungi jempol pula, ialah Mbah Ponco Sutiyem (yang berperan sebagai Mbah Sri) yang telah berhasil mengeksekusi perannya sebagai tokoh central. Di usia beliau yang sudah tidak muda lagi, beliau tetap bisa menyuguhkan acting yang baik. Hatur Nuhun, Mbah πŸ‘

Mungkin kurangnya dari film ini adalah film ini tidak akan disukai semua orang/kalangan. Maksudnya, orang-orang yang jarang menonton film bertempo lambat, pace-nya bener-bener lambat (apalagi awal-awal film) pasti akan merasa bosan. Terus orang-orang yang mengharapkan cerita kompleks nan ribet pun sepertinya bakalan kurang suka karena ceritanya hanya bergelut tentang si Mbah dan keinginannya saja.

Yang membuat saya suka dengan film ini, dinamika emosi yang digiring menuju akhir film semakin terasa. Misteriusnya tetep terjaga, mau dibawa kemana ini akhirnya? Makin bertanya-tanya, dan gila, endingnya bikin menohok. Keren pokonya! Semua pengorbanan dan kesabaranku (ketika menonton awal-awal film) akhirnya terbayarkan sudah πŸ‘πŸ‘πŸ‘ 

Jadi, buat temen-temen yang penasaran akan film ini, silahkan tonton di Bioskop. Usahakanlah secepatnya, karena tayangnya terbatas (hanya di beberapa Bioskop saja) dan takutnya pun keburu turun layar. Mhehe Jangan terlalu berekspektasi kejauhan dan jangan pula cari-cari spoiler. Biar rada kejutan gitu. Sekian, selamat menonton~




Kamis, 18 Mei 2017

Yaelah, males banget nulis review-nya :( Baru bisanya hari ini, padahal udah nonton dari Minggu kemaren. Mhehe Mari kita review film yang masih tayang di Bioskop ini.

CAKEP, ACTING BRILLIANT & CUKUP MENGHARUKAN

Anya (Adinia Wirasti) adalah seorang wanita karier yang sering berpergian ke luar negeri. Sehingga bandara sudah menjadi rumah kedua baginya. Tanpa sengaja, ia bertemu dengan Ale (Reza Rahardian) di pesawat. Dan dimulailah perjalanan cinta mereka berdua.

Jujur, ini bukan genreyang saya gemari banget. Karena film ini genre-nya romance dan takutnya itu "horror" banget alis pelenya-pelenye menggelikan. Tapi saya salah! Film ini tidak menggelikan & tidak over sama sekali. Alhamdulillah-nya juga saya nonton gak  sendirian *malah curhat πŸ˜‚* Jadi, gak terlalu ngiri dengan adegan mesra & chemistry yang diciptakan oleh kedua pemeran utama tersebut. Bhahahak

Selain itu, saya belum pernah membaca novelnya. Jadi, saya gak bisa membandingkannya. Mhehe Tetapi secara over all saya acungi jempol terhadap film ini, apalagi acting Adinia & RR yang mempuni. Selain itu chemistry keduanya pun sangat kuat (sumpah sampe ngiri, rasanya #relationshipgoal pisan 😍). Skenarionya apik dan pesan dari film tersebut pun ter-delivery-kan dengan baik. 

Yang paling saya suka adalah scene-scene ketika di NY. Indah sekali pengambilan gambarnya. Namun ada sedikit yang mengganjal, ketika harusnya ada adegan sedih malah muncul Dokter (yang diperankan oleh Dwi Sasono) dan seketika para penonton malah ketawa terbahak-bahak. Sampe gak terdenger itu si dokter ngomong apa?! :( Selain itu, durasinya panjang dan bikin capek sehingga terasa bosan. Saya gak tau kenapa, padahal akting mereka semua pada bagus. Mungkin kebanyakan sesedihnya kali ya, terus ada pas bagian sesedihannya itu yang kurang ngena dan rasanya seperti pengulangan aja. Balik lagi, film ini cukup bisa mengaduk-ngaduk emosi penontonnya πŸ‘ (dari senang berbunga-bunga sampe cirambay) Tapi tetep lu gak bisa nangis, Ridwan. Dasar Heartless!

Oh iya, ini film banyak adegan dewasanya (tapi masih banyak film yang lebih parah kok), seperti pelukan, ciuman, ranjang dst. Ya namanya juga, ceritanya juga sebagai Suami-Isteri. Mangkanya jangan bawa anak di bawah umur dan selalu liat rating penontonnya yah (biar sesuai dengan aturan dan gak misuh-misuh). Bhahahak

Bagi kalian pecinta RR garis keras. Bhahahak Atau pengen melihat acting kerennya Kak Adinia 😍 mungkin wajib menontonnya. Oh ya, yang sudah baca bukunya juga dan yang suka genre romance bisa direkomendasikan. Sekian, selamat menonton. Semoga film-film Indonesia terus jaya. Aamiin




Rabu, 10 Mei 2017

Lanjut nonton lagi, salah satu genre favo. juga nih, fantasy-colossal gitu. Mari kita bahas dikit.

KEREN SCORING-NYA!

Dahulu kala, manusia & penyihir hidup berdampingan secara damai. Namun, tiba-tiba saja penyihir bernama Mordred menyerang manusia. Klan manusia yang dipimpin oleh Uther berhasil memukul mundur & mengalahkan para penyihir tersebut. Akan tetapi, adik Uther yang bernama Vortigern iri dengan kesuksesan kakaknya tersebut. Dimulailah drama tentang perebutan tahta tersebut. 

Hmmm, penasaran juga kenapa kok kritikus-kritikus budiman di luar sana pada kejem-kejem ngereview film ini? Setelah menonton, akhirnya terjawab sudah. Bhahahak
Dari segi visualnya sih bagus, bagus banget apalagi scoring-nya. Keren! Bikin hati bergetar, serius.

Sepertinya yang membuat para kritikus itu sebel adalah gara-gara Arthur-nya Guy Ritchie ini "beda" sangat out of the box. Banyak penggambaran yang jauh berbeda dengan legenda yang telah lama beredar di literatur atau masyarakat πŸ˜‚ Malah saya rasa ini kaya Hercules (2014) nya Dwyane Johnson.

Contohnya saja ya, partnernya Arthur itu kan Merlin dan para Kstria Meja Bundar. Tapi di film ini tidak diceritakan. Rasanya Arthur tanpa Merlin itu seperti sayur tanpa garam, asa aneh aja. Eaaa~ Mhehe 
Terus ada master kungfu orang Asia-nya πŸ˜‚ dan ada beberapa yang "perasaan bukan kek gini da, setahu saya mah" tapi ya udahlah ya itu kan karyanya Guy Ritchie. Suka-suka Guy Ritchie-nya juga.

Selain itu, rasanya film ini agak "dipadatkan" agar bisa jadi 2 jam-an. Rasanya banyak scene yang terasa loncat-loncat dan ujug-ujug. Mhehe Dan anehnya kerasa banget tadi lamanya. Ada yang bikin dragging pula pas tengah-tengah film. Beberapa jokes ada yang bikin sukses tertawa ada yang Mhehe apaaan sih ahh. Tapi saya suka pas scene rencana-rencana berdasarkan pola pikirnya Arthur, sungguh bodor dan out of the box πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Yang suka genre fantasy-colossal perang sejarah-sejarahan gitu lebih baik nonton (tolong jangan di-compare dengan legenda aslinya) Bhahahak Nikmati saja filmnya. Sungguh scoring-nya mantap. Oh iya, ada cameo bintang bolanya loh. Bhahahak


Minggu, 16 April 2017

NGEEENG..NGEENGG..NGEEENG..BAKBUK..BAKBUK..NGEENG..DWARRRR

Hobbs (Dwayne Johnson) dibantu oleh team Dom (Vin Diesel) kembali menjalankan sebuah misi dari Mr. Nobody. Namun di tengah-tengah misi tersebut, Dom malah membelot dan bergabung bersama team lawan. Apakah sebenarnya yang terjadi? Mengapa tiba-tiba saja Dom menghianati keluarga dan teman-temannya sendiri?

Jujur, sebenernya udah bosen liat franchise ini... Tapi ya tetep aja ditonton. Bhahahak Emang masih menghibur dan layak ditonton juga sih. Bisa dikatakan bahwa FF8 ini merupakan salah satu sekuel FF terbaik. Aksi-aksinya makin oke dan visual effect-nya pun tambah mantep. Makin gila aja, sekarang maennya di es loh 😱 Gak tau tar sekuel selanjutnya mau maen di mana lagi, mungkin di luar angkasa atau gang-gang sempit di pemukiman padat Indo (ke nyelap deui) πŸ˜‚ Bhahahak

Tidak berbeda jauh dari film-film sebelumnya, masih menceritakan tentang menjalankan misi menggunakan mobil-mobil keren. Ceritanya pun masih berkutat mengenai Dom dan keluarganya (teman-temannya pun sudah dianggap seperti keluarganya ya). Beliau sangat menjungjung tinggi rasa kekeluargaan sepertinya. Mhehe 

Di FF8 ini, yang sangat menarik perhatian saya atau bisa disebut "sang penyelamatnya" adalah Dawyne Johnson dan Jason Statham. Kedua actor tersebut kocak banget, rival yang terpaksa harus bekerjasama πŸ˜‚ Chemistry mereka berdua pun lebih intim daripada Dom & Letty sekalipun. Bener-bener kocak dah., "Hercules" πŸ˜‚

Gak bisa dipungkiri juga, franchise yang telah berjalan dari beberapa belas tahun yang lalu ini sangat dinantikan oleh fans-fansnya. Benar, emang masih layak dinantikan dan tidak mengecewakan πŸ‘ Cuman, kemaren di FF8 ini, balapannya sedikit (di awal film saja) jadi terasa hilang originalitas Fast & Furious-nya. Mhehe
Terus ada juga keanehannya kemaren, padahal musuhnya bisa langsung mengalahkan team Dom loh, tapi ya..ya..ya nanti keburu cepet durasinya πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ (Masih kepikiran sampe beres nonton loh, ternyata "penonton terlalu serius") #justIMHO 

Tapi semua juga masih bisa ditolerir kok. Filmnya masih menghibur (sangat menghibur malahan). Oh iya, yang meranin Roman juga tetep bisa menghibur dengan karakternya dan jokes-nya yang khas. *Hampir aja lupa dibahas (doi pun penyelamat film ini, apalah artinya team Dom tanpa doi πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚)

Jadi tunggu apalagi, biar rame-rame (ngantri dan terkena hype-nya kaya orang lain) mari nonton FF8 di Bioskop ya. Sumpah, merupakan tontonan yang menghibur. Layak banget buat ditonton dan dinantikan. 
Pokonya Keluarga Deckard > Keluarga Dom πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ 
Sampai ketemu di FF9 ya πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Rabu, 12 April 2017

Film ini jadi salah satu anticipated movie saya di bulan April ini. Karena banyak yang bilang ini bagus banget dan beda dengan yang lain. Okeh, akhirnya saya memutuskan untuk menontonnya (tanpa lihat trailernya terlebih dahulu, takutnya kalo nonton dulu malah ada adegan yang harusnya bikin surprised malah jadi gak). Malah pertamanya, ngira ini film kaya romance biasa aja πŸ˜‚

LUCU TAPI CREEPY

Seorang laki-laki keturunan African-American bernama Chris (Daniel Kaluuya) diajak bertemu dengan keluarga pacarnya, Rose (Allison Williams). Sebenarnya, Chris agak khawatir dan takut karena ia akan bertemu dengan keluarga Rose (keluarga kulit putih) yang jelas-jelas berbeda dengannya. Benarkah kehawatiran Chris tersebut? Sebenarnya apa yang akan terjadi di kediaman keluarga Armitage ini?

Bagus! Bener-bener bagus ceritanya. Saya gak nyangka 😱 Ditambah lagi gak liat trailernya jadi bener-bener surprised juga. Apa yah, film ini gak bikin ngos-ngosan atau ada hantunya tapi cukup membuat ngeri juga. Twist yang diberikan pun sangat rapi (tidak tertebak).

Kemampuan akting para cast-nya pun sangat mendukung. Apalagi yang senyum, tapi kok senyumnya bikin creepy sih 😭 Mantep! Gak terlalu banyak pula adegan jumpscare-nya malah bisa dibilang jarang. Tapi scoring-nya itu juara bikin ngeri juga, sampe ada beberapa penonton wanita yang menjerit ketakutan.

Gak banyak hal yang bakal saya bahas, takutnya malah ke-spoiler lagi. Intinya, film ini cukup bisa membuat para penontonnya ngeri. Bagus banget kah? Bagus bagi yang suka genre Thriller-Horror Mystery mah. Bagi yang mengharapkan sosok atau penampakan makhluk-makhluk halus sepertinya ini tidak cocok begitupun yang mengharapkan aksi-aksi menegangkan, emang ada tapi gak terlalu intens. Saya rasa, yang mau dijual di sini adalah kengerian dari segi emosionalnya dan penolakan terhadap perilaku "aneh" para tokohnya. Kalo saya pribadi sih suka banget.

Oh iya, banyak yg bilang juga ini film "rasis" mangkanya di sananya jadi overrated dan buming sekali πŸ˜‚ Mungkin itu tadi, ada beberapa orang yang akhirnya jadi kurang suka dengan film ini, "lah cuman gini ternyata tapi ratingnya bagus amat". Mangkanya low expectation aja, belum tentu selera pengamat film & kritikus sama dengan kita ataupun ada beberapa orang yang merasa "gak ngeri ahh, biasa aja" Sepertinya orang yang tersebut telah terkena spoiler terlebih duluan. Mhehe (Sok tau). Terus tadi saya bilang lucu, bener film ini ada lucunya (jokesnya bodor) tapi ngeri pula (aneh kan?) Mangkanya tonton saja ya, sebelum kegeser FF8 & The Guys-nya Radit. 

Tadinya, bulan April ini saya kepengen nabung dulu tapi dipikir sayang juga ya kalo film-film bagus gak diapresiasi. Mhehe Berdasarkan rekomendasi dan review dari beberapa orang, akhirnya saya memilih menonton Night Bus.

NGERI, MENCEKAM & MENEGANGKAN

Bercerita tentang perjalanan beberapa orang penumpang menuju Sampar (daerah konflik). Akhir-akhir ini, Sampar kembali mencekam karena perundingan antara Aparat & Samerka (Sampar Merdeka) tidak juga membuahkan hasil. Bagaimanakah nasib para penumpang bus tersebut dan hal apa saja yang akan menanti mereka selama di perjalanan?

Jujur, awalnya saya agak kurang tertarik dengan film ini karena takutnya cuman kaya thriller-thriller Indonesia biasa. Ternyata saya salah, film ini menyuguhkan sesuatu yang baru. Fresh! Kerenlah! Salut sama ide ceritanya dan kalo gak salah ini adalah pengalaman pribadi dari salah satu pemainnya (Teuku Rifnu). Sempat pula ini dijadikan cerita/cerpen.

Hampir dari awal sampe akhir film menegangkan. Gilalah, gak nyangka kalo hal tersebut pernah terjadi di Indonesia :( Suasana film pun dibuat semencekam mungkin sehingga menambahkan ketegangannya. Yang patut diacungi jempol pula ada beberapa cast baru (atau sayanya yang kurang tau, kayaknya asa baru liat sih πŸ˜…) yang actingnya bagus-bagus tidak kalah dengan artis yang lebih lama berkecimpung di dunia perfilman. Pengembangan karakternya pun bagus.

Hanya yang kurang dari film tersebut adalah visual effect-nya yang masih keliatan boongnya. Terus ada beberapa alasan penumpang yang kurang logis, tetep nekat nerusin perjalanan padahal udah tau sedang ada baku tembak. Mungkin alasannya kepergiannya lebih berharga dibandingkan nyawanya sendiri. Mhehe Selain itu, kebanyakan menggunakan bahasa daerah, gak ada sub jadi ada beberapa dialog yang saya gak mudeng. Walaupun masih kurang di sana sini, tapi ini bisa dikatakan salah satu film Thriller Indonesia terbaik. Jadi, layak banget buat ditonton.

Kamis, 23 Maret 2017

Baru keburu nonton BATB kemaren πŸ˜‚ Terkena demam para Netizen Budiman nih. Selain itu, maraknya fenomenal​ "ig story-an" di Bisokop ketika menonton film ini dan isu LGBT pula menambah bumingnya akan film ini. Mari kita bahas filmnya.

MUSICAL SEKALIGUS MAGICAL

Belle (Emma Watson), seorang gadis cantik dan pintar namun  dianggap aneh oleh warga desanya karena iya lebih tertarik terhadap buku. Sementara itu, ada seorang pemuda gagah + rupawan bernama Gaston (Luke Evans) yang ingin menikahinya. Permasalahan terjadi ketika Ayah Belle, mencuri mawar dari sebuah kastil. Ternyata kastil tersebut milik seorang pangeran yang dikutuk menjadi buruk rupa, Beast (Dan Stevens).

Mau mulai dari mana yah, duh bagus-bagus. Visual effects-nya bagus, kostumnya juga bagus. Mirip dengan Disney-nya, iya mirip, mirip banget malahan. Pasti hampir semua orang sudah tau jalan ceritanya dan sudah beberapa kali diadaptasi ke film (bahkan sinetron di Indonesia). 

Okeh~ πŸ˜‚

Awalnya, saya kira jalan ceritanya akan plek-ketiplek sama percis dengan cerita aslinya. Namun ternyata penyebab kutukan dan lain-lain (bisi spoiler) ada yang berbeda, namun dari segi konteks cerita masih sama. Selain itu yang membuat saya takjub, ternyata ini ada musikalnya. Iya, nyanyi-nyanyi gitu! Saya baru tau suara Emma Watson indah pula 😍

Selain itu yang perlu diacungi jempol, si Luke Evans yang berhasil meme fromrankan Gaston dengan baik, seorang pria narsistik. Yang saya suka juga, peran Gaston di sini lebih "penting" dan lebih dieksplor lagi dari versi aslinya + ada tambahan "teman baiknya" Gaston juga, LeFou (Josh Gad).

Ngomongin LeFou jadi inget, sebenernya ada beberapa negara yang melarang penayangan film ini karena isu LGBT. Tapi sepanjang film, saya rasa gak ada tuh yang terlalu menyimpang. LeFou ini terlalu mengagung-agungkan Gaston bahkan menurut saya kepengen seperti Gaston (Yah cuman, agak gemulai aja). Beneran ini gak ada adegan menyimpangnya kok (masih lebih banyak film yang lebih parah). Jadi aman buat anak? Aman banget, asal kita bisa menyampaikan maksudnya dengan baik.

Jadi, untuk kalian yang suka genre musikal, suka Disney pula maka kalian harus masukin film ini ke dalam list wajib nonton! Ada lucu-lucunya juga, pas buat hiburan bareng keluarga sekaligus nostalgia lagi dengan film animasinya. Alhamdulillah, gak terdengar tuh musik elektune karaokean versi John Legend featuring Ariana Grande-nya πŸ˜‚ Oh iya, Emma Watson-nya cantik banget! 😍 100 points to Gryffindor! Hahaha

Sabtu, 11 Maret 2017

Bedul, ternyata di bulan Maret pun filmnya asik-asik juga. Di minggu kedua ini, ada film Kong 🐡 Mari kita bahas filmnya.

SERU, NOSTALGIA & CAST APIK

Seorang peneliti bernama Randa dan rekannya Brooks mempercayai bahwa adanya suatu monster yang hidup di sekitar Pulau Pasific. Berkat bantuan dari pemerintah, akhirnya mereka berhasil membuat team riset yang berasal dari para ahli dan pasukan militer. Dimualilah petualangan mereka untuk membuktikan akan adanya  keberadaan dari monster tersebut.

Awalnya, saya kira ini film besutan MCU karena beberapa cast-nya berasal dari film -film Marvel, ada Tom Hiddleston (Loki), Samuel L. Jackson (Nick Fury) dan Brie Larson (calon Captain Marvel). Gilaaaaa, cast-castnya pada tenar-tenar ya. Mengusung cerita King Kong / Gorila berukuran raksasa, film ini berhasil membawa kembali ingatan tentang film-film King Kong terdahulunya.

Film ini pun berhasil mengobati rindu akan kengerian film monster. Dari segi ceritanya sih tidak terlalu istimewa, bahkan ada beberapa adegan yang dirasa membuat boring. Selain itu, ada pula beberapa jokes yang miss. Akan tetapi, dikarenakan visual effect yang sangat menarik rasa bosan tersebut pun akan segera hilang. Karena ini menjual film "monster" maka di setiap adegannya selalu diselipkan aksi yang membuat jantung berdebar kencang.

Soundtrack yang dipakai pada film ini pun sangat pas, membuat kita menjadi bersemangat *buru-buru nyari, tadi tuh lagunya apa aja* Tapi saya agak sedikit kecewa karena di film ini kemampuan acting Tom Hiddleston (terutama), dan Brie Larson kurang di-explore semaksimal mungkin (Yaialah wan, inikan bukan film Drama. Monster-monster, jerat-jerit judar-jedar. Maaf* Namun di film ini, Tom terlihat lebih keren & laki daripada film-film sebelumnya yang ia perankan, Brie Larson pun menarik perhatian saya karena walupun ia tampil dengan tank top doang ala kadarnya tapi tetep cantik, duh 😍. Untuk Samuel L. Jackson karakternya di sini tidak jauh dengan perannya sebagai Nick Fury πŸ˜‚, pas banget pokonya!

Film yang berdurasi -/+ 2 jam-an ini cukup memberikan ketegangan dan ketakutan tersendiri akan serangan "monster-monster" di pulau tersebut. Ada beberapa adegan yang berhasil bikin saya kaget pula. Jadi lumayanlah, worth it buat ditonton. Apalagi yang suka genre Monster mah. Oh iya, jangan lupa ada after credit-nya ini (Tuhkan, ini pasti filmnya MCU! πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚) Dan menurut saya, after credit-nya ini serius dan penting untuk clue selanjutnya.

"Lu belum dikatakan sebagai penonton budiman kalo gak sadar, tau dan sabar menunggu akan datangnya after credit scene" (F. Ridwan, 2017) Tadi dari sekian banyak yang nonton, cuman tersisa saya sama mbak-mbak di belakang saya (hampir takut diusirlah, makasih mbak penonton budiman. Hahaha). Kita liat saja, kalo dapet untung gede (balik modal), box office sepertinya akan ada film lanjutannya :) Selamat menonton, semuanya. HAPPY WATCHING!


Jumat, 03 Maret 2017

Seneng, awal Maret udah disambut dengan film yang bagus. Logan, sekuel dari film Wolverine & X-Men namun dengan timeline-nya berbeda. Mari kita bahas.

CROT, URGH, *DARAH KEMANA-MANA*, SERU!!

Logan (Hugh Jackman) diminta untuk menolong seorang mutan muda bernama Laura dari kejaran suatu organisasi. Namun Logan menolak permintaan tersebut karena ia harus menjaga Charles (Professor X) dan dirinya pun telah menyadari bahwa ia telah tua dan "sakit". Ternyata kemampuan Laura tersebut mirip dengan kemampuannya sendiri.

Hmmm, penasaran banget sama film ini karena ada yang bilang dark banget, katanya ini gore pula dan banyak kasus orang tua yang salah bawa anak nonton (lagi) karena dikira ini film superheroes-ceria biasa. Hmmm, terjawab sudah semua. Untuk dark-nya sih emang benar cukup dark, tidak seceria film-film superheroes Marvel lainnya. Untuk gore, ya..ya.ya gore banget ini darah ke mana-mana, luka, kepala putus dan lain-lain dilihatkan secara gamblang (Duh, James Mangold berani banget nih tapi pilihannya ini emang tepat! πŸ‘πŸ‘πŸ‘)

Melihat Wolverine yang telah udzur jadi kasian pula. Yang keren ini si Hugh Jackman dibikin sedemikian rupa sehingga terlihat nampak tua dan acting kelelahan-nya pun dapet banget. Bener-bener kasian (Beda dari cerita-cerita sebelumnya yang Badass~ Hahaha). Akan tetapi yang paling mendapatkan perhatian dari saya ini si Laura. Dafne Keen berhasil memerankan Laura ini dengan baik, seorang anak kecil bringas dan nyebelin. Keren pokonya! Suka abang Dek, suka~ 😍 *Inget umur sateh! Bhahahak*

Hubungan antara Charles (Professor X) dan Wolverine ini pun sangat menarik. Chemistry keduanya sangat kuat banget (mungkin gara-gara udh beberapa kali syuting bareng ya), hubungan mereka sangat unik dan terkadang mengundang tawa. Menurut saya pribadi, ini adalah film Wolverine (bahkan X-Men) terbaik selama ini. Dipenuhi aksi-aksi brutal pokoknya!

Oh iya, bahkan ada yg komen kalo ini ceritanya hampir bisa disandingkan dengan Trilogi Nolan, katanya. Nah kalo yang ini saya kurang setuju, menurut saya malah dari segi ceritanya ini agak kurang, di tengah-tengah malah ada yang dragging dan bikin boring. Bahkan jalan ceritanya pun bisa dibilang sederhana. Akan tetapi, semua dapat ditolerir dengan aksi-aksi yang brutal dan bikin ngeri (tetep pecinta Thriller, Bhahahak)

Oh iya, dari tadi ngomongin Laura. Kagum dengan Laura nih saya kasih penampakannya.
*sedang bengis, lagi banyak maunya*

*sedang normal, imut dan cantik kan 😍*

Apakah yang tidak menonton Wolverine dan/atau X-Men sebelumnya bisa mengerti film Logan ini gak? Bisa banget, soalnya kan ini timeline-nya berbeda dari film sebelumnya. Mengambil settingan waktu di masa depan, di mana sudah tidak ada mutan lagi. Akan tetapi yang tidak menonton film-film Wolverine dan/atau X-Men bakalan agak miss dengan beberapa jokes karena jokes tersebut berhubungan dengan kisah-kisah sebelumnya. 

Intinya mah sih pasti orang-orang yang mencari aksi-aksi heroik superheroes yang bengis dan sadis pasti bakalan suka. Jangan bayangkan bahwa film ini sama dengan film-film superheroes Marvel lainnya yang penuh gelak tawa dan kecerian. Beda banget! Oh iya, bijak-bijaklah kalo mau bawa anak kecil nonton film ini (mengingat ratingnya pun untuk dewasa dan banyak adegan kekerasannya). Tadi pula ada aja anak kecil yang ngejerit. Kasian. Oh iya, film ini pun berpotensi Baper. Siapa bilang film a gak bisa bikin baper cuman pak-pik-puk gelut doang. Buktinya penonton sebelah saya pas tadi nonton juga nangis dan begitu pula penonton lainnya.

Dan tadi merasa sangat ter-heartless sekali. Pas nonton kan tadi saya bilang yang sebelah pada nangis, sebelah saya ada 2 cowo remaja tanggung kayaknya. Awalnya saya kira cekikikan ketawa atau kenapa gitu tapi kok lama kelamaan makin ke akhir film kok makin jelas tangisnya *Yaelah, malah jadi fokus ke sana geura*. Pas udah beres, lampu dinyalain malahan mukanya pada ditutupin sama bajunya. Hmmm, tuhkan jangan pernah ngeremehin kekuatan dari sebuah film. Bahkan cerita superheroes pun ternyata bisa bikin sedih :))
Jangan lupa, langsung pulang aja yah abis nonton soalnya gak ada cerita after credit-nya. Selamat menonton!!!

Senin, 13 Februari 2017

Penasaran banget sama terusan film John Wick ini karena film pertamanya berhasil mencuri perhatian saya, sebuah film dengan action yang baik & jalan cerita yang unik (ya, taulah latar belakang si John Wick ini kembali "kerja" karena apa, emang sepele dan nyeleneh kan πŸ˜‚ Hahaha). Yowis, mari kita bahas Chapter 2-nya ya.

MENEGANGKAN, NGERI-NGERI NIKMAT

Setelah John Wick (Keanu Reeves) berhasil membalaskan dendamnya, John Wick memutuskan untuk "pensiun" kembali. Tetapi kenyataannya, hidupnya tidak bisa kembali damai seperti semula dan ia pun terpaksa harus "bekerja" lagi karena memiliki hutang budi kepada Santino D'Antonio. 

Sepanjang film, penonton akan disuguhkan dengan adegan bak-buk-bak-buk, dar-der-dor yang intens. Bahkan scene pembuka film ini saja sudah berhasil bikin tegang dan deg-degan. Layaknya menonton film Fast & Furious lah. Suka! Selain itu, yang membedakan dengan film John Wick sebelumnya adalah material art yang di film ini lebih banyak. Bahkan petarungan dengan tangan kosongnya seperti menonton film The Raid. Jadi format film ini kurang lebih = Fast & Furious + The Raid. Hahaha #justIMO

Untuk alur ceritanya sendiri, memang tidak terlalu istimewa bahkan mudah sekali akhirnya untuk ditebak. Dipertengahan film bahkan ada bagian yg dragging-nya. Tapi balik lagi, karena yang disuguhi disini adalah action yang intens maka hal-hal terkecil tersebut bisa saja terlupakan dengan sendirinya.

Di beberapa adegan, sering kali  saya mengerutkan alis dan merasa "errrwh" ngeri sendiri karena bener-bener pertarungannya diperlihatkan secara jelas & gamblang (minim sensor) sehingga seolah terlihat seperti nyata. The best-lah koreagrafi fighting-nya! Seolah lupa bahwa Keanu ini telah menginjak kepala 5. Masih kece terus, Om! Hahaha

Ada beberapa pemain dari John Wick pertama yang muncul lagi di film ini, ada pula beberapa pemain baru. Yang paling mencuri perhatian saya adalah Ares, villain wanita difabel yang badass!

Durasi film ini kurang lebih 2 jam-an lah. Jika kamu menginginkan film yang memacu adrenalin ini adalah film yang cocok. Namun, jika ingin menonton film dengan plot/alur yang istimewa sepertinya ini bukan film yang tepat. Di film ini pula, kekaguman saya akan sosok Keanu Reeves muncul lagi. Setelah liat penampilan dia di film Knock Knock (2015) yang apa banget lah ini. INI APA??!! (ini tuh Keanu yang main Matrix, Constantine, John Wick kok gini 😭) Sudahlah, jangan diingat-ingat masa-masa kelam tersebut mungkin dia juga lagi butuh biaya sehari-hari jadi peran & film apapun diambil dulu kali ya. Hahahaha πŸ˜‚

Selamat menonton bagi kalian yang suka dengan genre action dan ingin merasa ngeri-ngeri bareng di Bioskop. Hahaha Oh iya, ini film untuk dewasa ya, 21+ karena tadi juga sudah dijelaskan bahwa film ini mengandung banyak sekali adegan kekerasan. Sepertinya film ini bakalan sukses & menadi box office, jadi tidak menutup kemungkinan akan dibuat sekuelnnya lagi.
John Wick : "I have a pencil, errrgh~"🎢 ☠πŸ’€


Selasa, 17 Januari 2017

Saya pribadi udh nunggu-nunggu film ini sejak November tahun lalu (sejak banyaknya review positif dari para pengamat film tentang film ini). Yang membuat tambah penasaran, director-nya adalah Damien Chazelle yang sukses ngegarap Whiplash (2014) dan selain itu pastinya ingin melihat Emma Stone menari~ Hahaha


WOW-WOW-WOW 33x

Mia (Emma Stone) & Sebastian (Ryan Gosling) adalah dua sejoli yang naif dan memiliki cita-cita yang tinggi. Mia adalah seorang pelayan di sebuah coffee shop yang bermimpi ingin menjadi seorang aktris. Sedangkan Sebastian adalah seorang pianis yang kolot dan idealis yang ingin menyelamatkan musik Jazz "murni" dengan memainkan pianonya di bar miliknya sendiri.

Film ini dibagi menjadi 5 season : Winter, Spring, Summer, Fall dan Winter (lagi). Kelima season ini mewakili setiap jalan ceritanya, dimulai dari perjuangan mati-matian Mia dan Sebastian dalam mengejar ambisinya sampai dengan akhirnya mereka bertemu.

Begitu scene pertama saja saya sudah dibuat takjub. Jirrr, niat banget! (ya, karena memang pada dasarnya saya suka genre musikal sih). Tetapi tidak diawal film saja, selama menonton saya dibuat senyam-senyum karenanya. Senang, melihat Emma Stone dan Ryan Gosling yang begitu luwes menari seakan penari professional. Di samping itu pula, apresiasi harus diberikan kepada Ryan Gosling karena ketika adegan bermain piano ia tidak menggunakan pemeran pengganti. Oleh karena itu, tidak salahlah jika ia berhasil menyabet Golden Globe Awards sebagai aktor terbaik (Musical/ Comedy) di tahun ini. Selamat kepada Emma Stone juga yang berhasil jadi aktris terbaiknya.

Balik lagi, mengapa film ini disebut sebagai filmnya Netizen karena begitu besarnya antusias para penonton (terutama para pengguna sosial media) terhadap film ini. Film ini telah berhasil membuat rekor baru di dunia perfilman karena berhasil mendapatkan piala Golden Globe Awards terbanyak dengan melakukan sapu bersih 7 piala (di setiap nominasinya). Karena keberhasilan inilah, akhirnya film ini makin buming dan alhamdulillah tayang juga di Indonesia. Hahaha

Sebenernya, Stone-Gosling ini bukan pertama kalinya dipasangkan. Mereka telah bermain bersama di Crazy, Stupid, Love (2011). Mangkanya jangan ditanya lagi chemistry mereka itu kuat sekali. Selain itu ada fakta yang menarik, sebelum Emma Stone dipilih memerankan Mia, peran tersebut akan Doberman kepada Emma Watson. Namun Emma Watson tidak dapat menerima peran tersebut karena ia akan bermain di film Beauty and The Beast (2017). Sedangkan Sebastian sendiri sebelum jatuh ke tangan Ryan Gosling, sebelumnya akan diperankan oleh Miles Teller. Namun, Miles Teller tidak dapat memerankan peran tersebut karena produksi film La La Land akan dilaksanakan tetapi Miles Teller masih melakukan shooting untuk film War Dogs (2016). Hmmm, sayang sekali ya. Kira-kira mereka pada nyesel gak ya?  
Tapi kalo Emma Watson jadi Belle mah kayaknya cocok sih. Bagus-bagus aja (IMO, selalu bawa-bawa perasaan) Hahaha

Sulit untuk mencari kekurangan dari film ini. Ada yg bilang plotnya biasa saja, memang iya. Tapi semua tertutupi oleh aransemen musiknya yang mantap. Jujur, ada beberapa scene yang membuat saya merinding karena sinematografi dan musiknya. Scoring-nya mantep sangat! Mungkin balik lagi ya, yang kurang suka film ini adalah orang yang kurang suka dengan genre musikal (IMHO). Menurut saya malah jalan ceritanya ini sungguh realistik antara hubungan percintaan dan impian. Bahkan, kisah ini sepertinya kerap terjadi di dunia nyata. Hahaha
Film ini pun berhasil mengaduk-aduk emosi penontonnya. Saya yang dari awal senyam-senyum sampe di akhir film jadi ngerasa nyesek (bahkan mbak-mbak penonton lainnya sampe menangis). Mangkanya tidak ada yang salah kalo banyak yang ngasih rating 5/5 bahkan ada 6/5 πŸ‘πŸ˜‚Jadi, apalagi yang kalian tunggu. Segeralah nonton di Bisokop sebelum turun layar. Sayang sekali jika menonton film ini tanpa audio & layar yang mempuni!
Congrats Damian Chazelle, La La Land is masterpiece!!!

Sabtu, 10 Desember 2016

Sebenarnya saya udh penasaran sama film Headshot ini dari bulan Oktober mula, gara-garanya ini film berhasil diputer di berbagai Festival Film International dan mendapatkan respon yang baik


BRUTAL & BERDARAH-DARAH

Di sebuah desa kecil, terdapat seorang pasien koma yang tidak ingat dengan identitasnya sendiri. Seorang dokter muda dari Jakarta bernama Ailin yang bertugas mengobati pasien tersebut. Ia memberikan nama Ishmael kepada pasien tersebut. Sebenarnya siapakah sebenarnya Ishmael ini?

Kalo kalian yang suka genre action yang rusuh dan berdarah-darah pasti bakalan suka dengan film ini. Pasti! Seperti biasa, Iko Uwais berhasil menampilkan aksi bela diri yang luar biasa dan ada Julie Estelle "Rika" yang badass abis. Keren!

Selain itu, ada pula Chelsea Islan yang berhasil mencuri perhatian di film ini. Namun, acting-nya kurang wow bila dibandingkan dengan film-film ia lainnya. Mungkin yang kurang juga dari film ini adalah script yang kurang kuat dan ide cerita yang mudah ditebak.

Untuk drama dan ide cerita saya lebih suka The Raid 1 & 2. Tetapi balik lagi, jika Anda ingin merasakan adrenaline meningkat, deg-degan dan perasaan ngeri maka inilah film yang pas. Dan jangan lupa, ini merupakan salah satu film Indonesia yang membanggakan dan worth it untuk ditonton.

Sabtu, 12 November 2016

Waduh, tadi saya nonton film ini agak telat (10 menitan pertamalah) karena masih nungguin temen :( Tapi sepertinya tidak terlalu berpengaruh kepada inti film secara keseluruhan. Masih nyambung dan bisa menagkap isi ceritanya kok. Okeh mulai saja ya.


APIK, APIK, APIK!

Sejak kecil, Desmond Doss (Andrew Garfield) dan kakaknya telah didik secara keras oleh ayahnya yang seorang veteran PD-I. Namun berbeda dengan kakaknya yang kekar dan kuat, Desmond Doss ini memiliki tubuh yang kurus dan terlihat lemah. Sehingga ayahnya pun sedikit kecewa dan selalu memandang sebelah mata kepadanya. Disamping didikan keras dari ayahnya, Doss mendapatkan didikan yang sangat religius dari Ibunya. Mereka berdua adalah umat Nasrani yang taat dan takut akan larangan Tuhannya. 

Singkat cerita, Doss ingin mengabdikan diri untuk bangsanya dan ia berniat menjadi paramedis yang dibutuhkan di barisan depan pertempuran. Berbekal didikan dari Ibunya, Doss ini bersumpah tidak akan pernah mengangkat senjata atau membunuh seseorang, sekalipun ia sedang berada di medan pertempuran. 

Awalnya tertarik film ini karena di-direct oleh Mel Gibson. Dan, bener banget ternyata gak nyesel pas keluar dari bioskop. Bahkan akting Andrew Garfield pun meningkat (dibandingkan ketika ia bermain di Amazing Spiderman). Sepanjang film, disuguhi dengan adegan action yang luar biasa. Tegang banget! Dar-der-dor, BOOMπŸ’₯ pokoknya. Selain itu, latar belakang cerita dan kisah romansa yang ditambahkan di film ini pun terasa pas.

Jujur, saya kurang familiar dengan cast-castnya lainnya (kekurangan dari penulis ini). Tapi aktingnya pada bagus, semua saling mengisi. Bahkan joke-jokenya pun pada lucu-lucu, hampir semuanya bikin nyengir dan membuat film jadi gak ngebosenin. Sulit untuk mencari kekurangan dari film ini. Almost perfectlah~ Mungkin hanya sedikit penasaran saja dengan nasib kakaknya. Mhehe Dan saya rasa film ini menjadi bakal calon nominee Oscar-lah (apalagi untuk kategori best effect sama adaptation, sok tau pisanlah penulis. Mhehe).

Jadi, untuk orang yang suka genre perang pasti suka deh. Apalagi saya pribadi suka merinding kalo ceritanya itu diangkat dari kisah nyata. Mungkin film Hacksaw Ridge ini bakalan jadi tolak ukur untuk film Dunkirk-nya Christopher Nolan tahun depan. Tetapi saya mah #inNolanwetrust. Sekian, selamat nonton di bioskop kesayangan anda. Ingat ratingnya untuk D (Dewasa) mengingat ini film tentang peperangan dan banyak sekali adegan kekerasannya. Jadi, bijak pulalah dalam memilih genre rating umur-nya :)

Rating pribadi : 4/5 







Jumat, 11 November 2016

Begitu mendengar dan melihat nama film Shy Shy Cat pasti yang ada dibenak apaan sih pasti film garing, sok lucu-lucuan. Weeiiits, tunggu dulu mohon baca review saya dulu.


RECEH, BANYOL, KOCAK, NGAKAK ABIS!

Film ini bercerita tentang seorang bankir bernama Mira (Nirina Zubir). Mira ini berasal dari kampung dan ternyata dia jago silat karena turunan dari abah (ayah)nya yang memiliki padepokan silat di kampungnya. Mira memiliki 2 sahabat dekat bernama Umi (Tika Bravani) dan Jessy (Acha Septriasa). Di usianya yang telah menginjak 30 tahun, Mira ini masih lajang dan sesuai dengan nazar kepada abahnya apabila umur tersebut belum memilki jodohkan Mira harus bersedia dijodohkan dan pulang ke kampungnya. 

Sumpah awalnya gak berekspektasi lebih tentang film ini namun ternyata menghibur sekali! Film ini berisi cast yang mempuni dan mempunyai nama di Indonesia, ada Nirina Zubir, Acha Septriasa, Tika Bravani, Fedi Nuril, Titi Kamal dll. Tapi menurut saya aktingnya yang paling gila dan pecah adalah Acha (Jessy)

Nih dia si Jessy Bom
(Gambar diambil dari Trailer Official-nya ya)

Acha di sini berperan sebagai Jessy seorang aktris panas. Berbeda dari peran-peran sebelumnya, Acha kali ini berhasil memerankan tokoh centil, narsis dan sexy. Hmmm, emang harus diacungi jempolah aktris serba bisa ini. Selain itu, ada Tika Bravani yang memerankan tokoh Umi, seorang yang mudah mengalami depersi dan gelisah. Pokonya mah derama bangetlah hidupnya. Jujur, tahun ini saya sudah dua kali nonton Tika Bravani (CaDo-CaDo) dan film ini. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa Tika ini bisa jadi aktris yang diperhitungkan. Selain itu, ada Titi Kamal yang aktingnya cemerlang (seperti di  film Mendadak Dangdut). 

Untuk Nirina Zubir yang memerankan Mira pun not bad-lah tetap ada kocak-kocaknya khas Nirina tapi sedikit tertutupi oleh gejolak bintang si Jessy. Hahaha Untuk Fedi Nuril, tidak ada yang berubah drastis. Seperti biasa, Fedi ini mendapatkan peran sebagai lelaki baik dan soleh (memang pantas dan sudah mendarah daging sepertinya). Adapun Soleh Solihun yang bodor dan sunda pisan (emang pas nonton stand up live juga dia mah gitu) Hahaha

Mungkin kekurangan ada beberapa adegan yang ojol-ojol dan kurang pas (contohnya : pas dari mesjid di Bandung tiba-tiba ada ayahnya Otong, tobat ayahnya Mira, dll). Tetapi itu semua tertutupi oleh akting-akting apik para pemainnya. Selain itu, LPM-nya pada rapet jadi nyeri rahang nontonnya. Hahaha

Mungkin juga kalo yang detail di sini ada beberapa cameo, ada Om Tio Pasukadewo. Pokonya gak bakalan rugi kalo kalian pengen nonton film komedi ringan yang bikin ngakak sepanjang film. Dan sayapun harus jujur, menurut saya CaDo-CaDo itu lucu tapi jauh lebih lucu film ini. Fix, setelah nonton film ini saya mau jadi Bomber Purwakarta sajalah~ Terus, kepengen nonton film Jessy yang "Terlalu Binal" Bhahahak
Cintailah film-film Indonesia karena kualitasnya semakin bagus dan tidak kalah dari film luar :)


Kamis, 10 November 2016

Lanjut review lagi dari film-film Indonesia yang bagus dan masih tayang di Bioskop


MENGHIBUR, LUCU DAN PENUH DENGAN PESAN MORAL 

Riva adalah seorang dokter muda yang sedang menjalani ko-ass di sebuah rumah sakit di Jakarta. Riva asalnya hanya ikut-ikutan saja masuk ke jurusan Kedokteran karena ada temannya, Evi. Sebenernya, Riva ini sudah lama memedam rasa kepada Evi tersebut. Setelah beberapa lama ko-ass berjalan muncullah Vera (anak dari peregang saham Rumah Sakit tersebut) sebagai anggota ko-ass baru dan kebetulan ia masuk satu tim bersama Riva. Semenjak itu, terjalinlah kedekatan antara Riva dan Vera. 

Film ini diaptasi dari cerita nyata dan novel karya Fedriva Hamzah. Kebetulan saya belum pernah baca novelnya. Mhehe
Kabarnya film ini bekerja sama dengan CJentertainment (asal Korea Selatan) sehingga tidak perlu diragukan lagi adegan pengobatan di rumah sakitnya rapi banget. Sampe-sampe ada adegan pengobatan  di rumah sakit yang diperlihatkan secara gamblang (saya suka, berasa nyata dan tidak asal-asalan). Selain itu, unsur komedinya pun dapet. Yang paling bersinar di sini adalah Tika Bravani yang berperan sebagai Evi. Karakter imutnya nempel banget, jadi gemes. Hahahaha

Paling menurut saya yang kurangnya hanya pada tokoh-tokoh lainnya saja yang agak kurang memberikan kontribusinya. Mungkin saya belum pernah baca novelnya, tapi melihat filmnya serasa sedikit kecepetan dan kurang lengkap saja (Misal : Hubungan lanjutan antara Evi dan cowo pake mobil, keluarganya Riva bagaimanakah, dll). Tapi tenang kok, filmnya sungguh lucu. Ditambah lagi dengan karakter teman-teman ko-ass nya Riva yang pada  ajaib. Selain itu, film ini banyak mengajarkan pesan moral yang baik.

Bagaimanakah akhir cerita film ini? Akankan Riva tetap bersikeras mencintai Evi ataukah berpaling ke Vera? Silahkan tonton saja yah teman-teman mumpung belum turun layar. Mhehe